PENGENALAN LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN
PENGENALAN
LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN
Laporan keuangan adalah ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu yang berisi
informasi tentang presentasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan
petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jenis-jenis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. NERACA BANK
Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari suatu perusahaan pada saat / tanggal tertentu. Dibawah ini merupakan contoh ilustrasi neraca pada PT. Purnama Realindo Tbk pada tanggal 31 Maret 2006. Isi neraca secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asset : kekayaan atau sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
* Asset lancar : uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek (satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan). Yang termasuk aset lancar: Kas (saldo uang tunai pada tanggal neraca), Bank (saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca), Surat berharga jangka pendek, Piutang, Persediaan (barang berwujud yang tersedia untuk dijual, di produksi atau masih dalam proses), Beban dibayar dimuka.
* Investasi jangka panjang (long term investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidakuntuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk tujuan-tujuan khusus (dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang dipakai untuk lokasi usaha.
* Aset Tetap (Fixed Asset) : Aset berwujud yang digunakanuntuk operasi normal perushaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan. Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.
* Aset Tak Berwujud (Intangible Asset) : Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.
* Aset lain-lain (Other Asset) : Untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Misalnya; mesin yang tidak dipakai dalam operasi.
b. Kewajiban dapat digolongkan menjadi :
* Kewajiban Lancar (current liabilities) : Kewajiban lancara meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus masih dibayar, pendapatan yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.
* Kewajiban Jangka Panjang (long – term debts) : Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Misalnya: utang hipotik, utang obligasi.
* Kewajiban lain-lain : Adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancer dan kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas : Menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban. Jenis ekuitas berdasarkan bentuk perusahaan :
* Perusahaan perorangan
* Perusahaan persekutuan
* Perusahaan perseroan
2. LAPORAN RUGI / LABA BANK
Laporan rugi / laba (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan transaksi transaksi yang terjadi dalam perusahaan, kedua pendekatan itu adalah:
* Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil, karena mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rgi laba pada period tertentu.
* Dasar Waktu ( Akrual Basis ) : Yaitu suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba-rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam laporan laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
* Pendapatan : Adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
* Beban : Adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
* Laba / Rugi : Laba terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Dalam laporan laba-rugi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepad pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh pelanggan.
Beban operasi, semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya; beban telepon, beban listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan dan sebaginya.
Laba operasi, merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan labs operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan.
3. LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Sesuai dengan namanya aktifa produktif (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.
Contoh Kasus Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah sangat dipengaruhi oleh kualitas penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan. Dalam perbankan syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk :
* Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
* Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
* Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
* Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
* Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
* Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
* Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.
* Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
* Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sektor industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan. Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut.
4. LAPORAN KOMITMEN DAN KONTIGENSI
Komitmen bank adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen tagihan adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain.
Tagihan komitmen antara lain :
* Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik
* Posisi pembelian valuta asing dll.
Kewajiban komitmen antara lain :
* Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
* Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
* Irrevocable L/C yang masih berjalan
* Posisi pembelian valuta asing dll
Kontigensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan , yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Pengungkapan akan peristiwa kontigensi diharuskan dalam laporan keuangan.
Azas Konservatif dalam Kontigensi
Pengungkapan data transaksi kontigensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontigensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi berikut dipenuhi :
a) Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca.
b) Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar.
Jenis Transaksi Kontigensi
Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontigensi seperti : garansi bank, letter of credit yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis transaksi tersebut apabila ditemukan dalam transaksi sehari-hari wajib untuk dilaporkan dalam laporan keuangan melalui rekening administrative, yang dapat berupa tagihan maupun kewajiban.
Garansi Bank
Salah satu jenis transaksi kontigensi yang paling sering ditemukan dalam transaksi bank adalah Garansi Bank. Garansi Bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran pada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau cidera janji.
1. NERACA BANK
Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari suatu perusahaan pada saat / tanggal tertentu. Dibawah ini merupakan contoh ilustrasi neraca pada PT. Purnama Realindo Tbk pada tanggal 31 Maret 2006. Isi neraca secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asset : kekayaan atau sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
* Asset lancar : uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek (satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan). Yang termasuk aset lancar: Kas (saldo uang tunai pada tanggal neraca), Bank (saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca), Surat berharga jangka pendek, Piutang, Persediaan (barang berwujud yang tersedia untuk dijual, di produksi atau masih dalam proses), Beban dibayar dimuka.
* Investasi jangka panjang (long term investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidakuntuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk tujuan-tujuan khusus (dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang dipakai untuk lokasi usaha.
* Aset Tetap (Fixed Asset) : Aset berwujud yang digunakanuntuk operasi normal perushaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan. Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.
* Aset Tak Berwujud (Intangible Asset) : Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.
* Aset lain-lain (Other Asset) : Untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Misalnya; mesin yang tidak dipakai dalam operasi.
b. Kewajiban dapat digolongkan menjadi :
* Kewajiban Lancar (current liabilities) : Kewajiban lancara meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus masih dibayar, pendapatan yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.
* Kewajiban Jangka Panjang (long – term debts) : Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Misalnya: utang hipotik, utang obligasi.
* Kewajiban lain-lain : Adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancer dan kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas : Menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban. Jenis ekuitas berdasarkan bentuk perusahaan :
* Perusahaan perorangan
* Perusahaan persekutuan
* Perusahaan perseroan
2. LAPORAN RUGI / LABA BANK
Laporan rugi / laba (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan transaksi transaksi yang terjadi dalam perusahaan, kedua pendekatan itu adalah:
* Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil, karena mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rgi laba pada period tertentu.
* Dasar Waktu ( Akrual Basis ) : Yaitu suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba-rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam laporan laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
* Pendapatan : Adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
* Beban : Adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
* Laba / Rugi : Laba terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Dalam laporan laba-rugi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepad pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh pelanggan.
Beban operasi, semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya; beban telepon, beban listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan dan sebaginya.
Laba operasi, merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan labs operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan.
3. LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Sesuai dengan namanya aktifa produktif (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.
Contoh Kasus Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah sangat dipengaruhi oleh kualitas penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan. Dalam perbankan syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk :
* Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
* Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
* Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
* Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
* Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
* Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
* Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.
* Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
* Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sektor industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan. Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut.
4. LAPORAN KOMITMEN DAN KONTIGENSI
Komitmen bank adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen tagihan adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain.
Tagihan komitmen antara lain :
* Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik
* Posisi pembelian valuta asing dll.
Kewajiban komitmen antara lain :
* Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
* Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
* Irrevocable L/C yang masih berjalan
* Posisi pembelian valuta asing dll
Kontigensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan , yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Pengungkapan akan peristiwa kontigensi diharuskan dalam laporan keuangan.
Azas Konservatif dalam Kontigensi
Pengungkapan data transaksi kontigensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontigensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi berikut dipenuhi :
a) Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca.
b) Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar.
Jenis Transaksi Kontigensi
Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontigensi seperti : garansi bank, letter of credit yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis transaksi tersebut apabila ditemukan dalam transaksi sehari-hari wajib untuk dilaporkan dalam laporan keuangan melalui rekening administrative, yang dapat berupa tagihan maupun kewajiban.
Garansi Bank
Salah satu jenis transaksi kontigensi yang paling sering ditemukan dalam transaksi bank adalah Garansi Bank. Garansi Bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran pada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau cidera janji.
mengetahui
kesehatan bank dan mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan
keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang
dibuat bank menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan
laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis
yang digunakan dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan
standar yang berlaku, yaitu:
- Rasio likuiditas
- Rasio solvabilitas
- Rasio rentabilitas.
Penjelasan
RASIO LIKUIDITAS
Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan
rasio likuiditas dengan cara:
- Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid.
Rumus
:
QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%
- Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi SB)
Rumus
:
IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%
- Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki).
Catatan: semakin tinggi rasio ini maka
semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus
:
BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%
- Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah
tingkat likuiditas bank.
Rumus :
ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
- Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus
:
CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
- Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri.
Catatan :Besarnya LDR menurut aturan pemerintah
maksimum 110%
Rumus
:
LDR = (total Loans) / (total deposit + equity) x 100%
RASIO
SOLVABILITAS
Rasio ini
digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan
bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak
manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
- Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity).
Rumus
:
PR = (Equity capital) / (total assets) x 100%
- Risk Assets Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus
:
RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets – securities) x 100%
- Secondary Risk Ratio ( Mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi).
Rumus
:
SRR = (Equity capital) / (Secondary risk assets) 100%
- Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank).
Rumus
:
CR = (equity capital + reserve for loan losses) / (total loans) x 100%
RASIO
RENTABILITAS (pofitabiitas usaha)
Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
- Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus
:
GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x 100%
- Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus
:
NPM = (net income) / (operating income) x 100%
- Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income)
Rumus
:
ROE = (net income) / (equity income) x 100%
- Return on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets). Ada 2 cara yang dihitung antara lain:
a. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank
menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus
: GRTA = (operating income) / (total
assets) x 100%
b.
Net Income Total Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara overall).
Rumus
: NITA = (net income) / (total
assets) x 100%
- Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank)
Rumus
:
RRL = (interest income) / (total loans) x 100%
- Interest Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya)
Rumus
:
IMEA = (interest income – interest expense) / (earning assets) x 100%
- Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus
:
LM = (total Assets) / (total equity)
- Interest Margin on Loans
Rumus:
IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x 100%
- Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income dan non-operating income)
Rumus
:
AU = (operating income + non operating income) / (total asset) x 100%
- Interest Expense Ratio (mengukur besarnya persentase bunga yang dibayar kepada para deposan bank dengan total deposit yang ada di bank)
Rumus
:
IER = (interest expense) / (total deposit) x 100%
- Cost of Fund (mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan bank untuk sejumlah deposit bank).
Rumus
:
CF = (interest expense) / (total assets) x 100%
contoh Laporan
Keuangan Bank (laporan laba-rugi):
PT.
BANK INDAH RUGI BANJARMASIN
LAPORAN
LABA-RUGI
PER
31 DESEMBER 2013 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan dan Beban Operasional
|
|||
Pendapatan Bunga
|
|||
a.
Hasil Bunga
|
456.000
|
||
b.
Provisi & Komisi Kredit
|
48.000
|
||
Jumah Pendapatan Bunga
|
504.000
|
||
Beban Bunga
|
|||
a.
Beban bunga
|
255.000
|
||
b.
Beban lain-lain
|
21.000
|
||
Jumlah Beban Bunga
|
(276.000)
|
||
Pendapatan Bunga Bersih
|
228.000
|
||
Pendapatan Operasional Lainnya
|
|||
|
27.000
|
||
|
690.000
|
||
|
16.500
|
||
Jumlah pendapatan operasional lainnya
|
733.500
|
||
Beban Operasional lainnya
|
|||
|
59.250
|
||
|
213.750
|
||
|
225.000
|
||
|
159.000
|
||
|
9.000
|
||
Jumlah beban operasional lainnya
|
(666.000)
|
||
Pendapatan/beban operasional bersih
|
295.500
|
||
Pendapatan dan Beban non Operasional
|
|||
Pendapatan non operasional
|
37.500
|
||
Beban non operasional
|
(30.600)
|
||
Pendapatan non operasinal/Beban non
operasional
|
6.900
|
||
Laba-Rugi sebelum pajak
|
302.400
|
||
Taksiran pajak penghasilan
perusahaan/bank
|
(86.400)
|
||
Laba-Rugi tahun berjalan
|
216.000
|
Contoh Laporan Keuangan Bank (neraca)
PT.
BANK INDAH RUGI BANJARMASIN
NERACA
PER
31 DESEMBER 2009 (dalam jutaan rupiah)
AKTIVA
|
|||
Kas
|
136.800
|
||
Rekening giro pada BI
|
961.200
|
||
Rekening giro pada BU (bank-bank lain)
|
330.000
|
||
Wesel, cek dan tagihan lainnya
|
14.250
|
||
Efek-efek (surab berharga)
|
240.000
|
||
Deposito berjangka
|
450.000
|
||
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang
dlm Negeri/Rp)
|
3.750.000
|
||
Aktiva dalam Valas
|
|||
|
990.000
|
||
|
1.620.000
|
||
|
1.200.000
|
||
Penyertaan
|
15.750
|
||
Inventaris
|
132.000
|
||
Rupa-rupa
|
180.000
|
||
Jumlah AKTIVA
|
10.020.000
|
||
PASIVA
|
|||
Kewajiban
|
|||
Rekening giro
|
2.506.500
|
||
Tabungan
|
450.750
|
||
Deposito berjangka
|
1.021.500
|
||
Kewajiban yang segera dibayar lainnya
|
122.250
|
||
Pinjaman yang diterima
|
1.530.000
|
||
Setoran jaminan
|
42.000
|
||
Kewajiban dalam Valas :
|
|||
|
2.176.500
|
||
|
1.215.750
|
||
Rupa-rupa
|
150.000
|
||
Jumlah Kewajiban
|
9.215.250
|
||
Modal
|
|||
|
2.250
|
||
|
195.000
|
||
Cadangan umum
|
42.000
|
||
Cadangan lainnya
|
285.000
|
||
Sisa laba tahun lalu
|
64.500
|
||
Laba tahun berjalan
|
216.000
|
||
Total Modal
|
804.750
|
||
Jumlah PASIVA
|
10.020.000
|
Dari Laporan
Keuangan diatas hitunglah kesehatan bank menurut anaisis CAMEL (capital,
assets, management, earning dan liquidity)!
Jawab :
- Aspek Capital (permodalan)
Tingkat
kecukupan modal dinyatakan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy
ratio). Hal ini diukur dengan 2 cara yaitu:
a.
Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
b.
Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Catatan: standar
BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat
Jawab dengan cara Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
Rumus
:
CAR = (Modal dan Cadangan) / (Giro +
Deposito + Tabungan) x 100%
Catatan : Bank
dikatakan sehat apabila hasil =/> 10%
CAR
= (804.750) / (2.506.500 + 1.021.500 + 450.750) x 100%
CAR
= (804.750 / 3.978.750) x 100%
CAR
= 20,22%
Jawab dengan
Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Rumus
:
CAR = (total Modal) / (Aktiva) x 100%
Catatan : CAR
minimal 8% dikatakan bank sehat
CAR
= ( 804.750) / (122.250 + 1.530.000 + 42.000 + 2.176.500 + 1.215.750 + 150.000)
x 100%
CAR
= (804.750) / (5.236.500) x 100%
CAR
= 15,36 %
- Aspek Assets Quality (kualitas aset)
Perhitungan ini
dilakukan dengan cara :
aAssets to Loan
Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank
Catatan: semakin
tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus :
ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
Total Loans :
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm
Negeri/Rp) Rp. 3.750.000
Pinjaman yang diberikan
Valas
Rp. 1.620.000
Jawab:
ALR
= (3.750.000 + 1.620.000) / (10.020.000) x 100%
ALR
= 53,59%
- Aspek Management
Dalam hal ini
aspek yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas
aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.
Perhitungannya sebagai berikut:
a.
Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income)
Rumus
: ROE = (net income) / (equity
income) x 100%
Jawab:
Net Income = laba sebelum pajak – PPh
ROE = (216.000) / (804.750) x 100%
ROE = 26,84%
b.
Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus
: GRTA = (operating income) / (total
assets) x 100%
Jawab :
Operating income
:
Jumlah
Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah
Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500
GRTA
= (504.000 + 733.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA
= (1.237.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA
= 12,35%
c.
Net Income Total Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara overall).
Rumus : NITA = (net
income) / (total assets) x
100%
Jawab:
NITA
= (216.000) / (10.020.000) x 100%
NITA
= 2, 15%
d.
Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank
mengelola kredit bank)
Rumus : RRL = (interest
income) / (total loans) x 100%
Jawab:
Interest income: Hasil Bunga + prvoisi & komisi kredit = 456.000
+ 48.000 = 504.000
RRL = (504.000) / (3.750.000 + 1.620.000) x 100%
RRL = (504.000) /(5.370.000) x 100%
RRL = 9,38%
e.
Interest Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya)
Rumus : IMEA = (interest
income – interest expense) / (earning assets) x 100%
Jawab:
Interest Expense = Beban bunga + beban2 lain = 255.000 + 21.000 =
276.000
Earning Assets :
Efek-efek (surab
berharga)
240.000
Deposito
berjangka
450.000
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp) 3.750.000
Pinjaman yang
diberikan
1.620.000
Penyertaan
15.000 = 6.075.750
IMEA
= (504.000 – 6.075.750) / (6.075.750) x 100%
IMEA
= 3,75%
f.
Interest Margin on Loans
Rumus:
IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x 100%
Jawab:
IML
= (504.000 – 276.000) / (5.370.000) x 100%
IML
= 4,24%
g.
Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus : LM = (total
Assets) / (total equity) x 1 kali
Jawab:
LM
= (10.020.000) / (804.750) x 1 kali
LM
= 12,451 kali
h.
Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan
manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income
dan non-operating income)
Rumus : AU = (operating
income + non operating income) / (total asset) x 100%
Operating income
:
Jumlah
Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500
Non operating income : 37.500
AU
= (504.000 + 733.500 + 37.500) / (10.020.000) x 100%
AU
= 12,72%
- Aspek Earning (Rentabilitas)
RASIO RENTABILITAS (pofitabiitas usaha)
Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
a.
Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba
dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus : GPM = (operating
income – operating expense) / (operating income) x 100%
Operating income
:
Jumlah
Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500 = 1.237.500
Operating expenses = Total beban bunga + total beban operasinal
lainya
Operating expenses = 276.000 + 666.000 = 942.000
GPM
= (
1.237.500 – 942.000) / (1.237.500) x 100%
GPM
= (295.500) / (1.237.500) x 100%
GPM
= 23,87%
b.
Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus : NPM = (net income)
/ (operating income) x 100%
Jawab:
NPM
= (216.000) / (1.237.500) x 100%
NPM
= 17,45%
- Aspek Luquidity
Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan
rasio likuiditas dengan cara:
a.
Quick Ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan
harta yang paling likuid.
Rumus : QR = (Cash asset)
/ (Total Deposit) x 100%
Cash Assets:
Kas
136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam
valas
990.000 = 2.418.000
Deposito = Giro + tabungan + deposito berjangka
Deposito = 2.506.500 + 450.750 + 1.021.500 = 3.978.750
QR = (2.418.000) / (3.978.750) x 100%
QR = 60,77%
b.
Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang
harus segera dibayar dengan harta likuid bank.
Rumus : CR = (liquid
assets) / (short term borrowing) x 100%
Liquid assets:
Kas
136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam
valas
990.000 = 2.418.000
Short term borrowing:
Rekening
Giro
2.506.500
Kewajiban yang segera dibayar lainnya
(Rp)
122.250
Kewajiban yang segera harus dibayar
(valas)
2.176.500 = 4.805.250
Jawab:
CR = (2.418.000) / (4.805.250) x 100%
CR = 50,31%